Minggu, 29 Januari 2012

manipulasi gambar dalam media massa

Halo guys ,,,,,
buat postingan kali ini, Gw mo crita sdikit tentang kegiatan gw wktu kuliah croos cultural understanding.lama-lama mengikuti kuliah ini cukup menyenangkan dan menarik disamping dosenya ganteng kadang gak konsen buat pelajarannya,hehehe..tapi kali ini gwe coba buat bagi-bagi informasi buat teman-teman semua. langsung aje ye, sore itu gw dapat info ckup mnarik tentang ‘Media Manipulation’. . Gw da sdikit cntekan definisi dari  Manipulasi media, yaitu aspek humas yang partisan membuat gambar atau argumen lebih menyukai kepentingan tertentu jadi ada maksud tertentu dari manipulasi tersebut. dan sering terlibat secara cermat dalam penghilangan informasi atau tampilan dengan mendorong orang lain atau kelompok masyarakat untuk berhenti mendengarkan argumen tertentu, atau hanya dengan pengalihan perhatian di tempat lain. Mgkin klo masih ngga’ ngerti jua apa maksud gue, bisa Loe simpulkan sendri dari dfinisi yang lbih dpat dmngerti bhasa’y, ato Loe dpat liat contoh dari gmbr brikut ini.



Beberapa penerbit Amerika memutuskan untuk menghapus rokok dari tangan kanan Paulus tanpa mendapatkan izin dari dirinya atau Apple Records, yang memiliki hak untuk gambar. 


contoh gambar lain :
Ini cerita sampul tentang pembawa acara talk-show berisi manipulasi ekstrem. Yang pertama, tentu saja, adalah tumpukan uang yang duduk di atas. 
Hebatnya, kepala Oprah telah disambung ke tubuh aktris glam Ann-Margaret. Manipulasi itu segera terdeteksi oleh Ann-Margaret perancang busana Bob Mackie, yang menciptakan gaun



nahhh maka dari itu kita jangan percaya dulu dengan apa yang sepitas kita lihat karena gambar2 itu di tujukan agar lebih menarik penonton aja.

Jumat, 20 Januari 2012

Stereotype A TEACHER
Stereotypes of teachers is the cliche that is often done by teachers. That developed in the community we are the existence of a presumption that the stereotype is always considered correct, while the outside is considered stereotype is wrong, sick, crazy and so forth. Many people who disagree with the stereotypes, sacrificing himself by pretending to follow the stereotype that he is not considered deviant, weird or crazy.
As an example of stereotyping done by a kindergarten teacher. The teacher shouted to their students. "Come on kids let's draw a scene." Once, that's a kindergarten or elementary school teacher was telling her students to start drawing a scene some twenty years ago. The mother was a teacher before starting to give examples of landscape drawing. There are two pieces of the mountain with a pointed triangular shape, then the middle there is the morning sun peeking out between the two mountains, topped clouds that hung in the sky, and there is also a flock of birds flying in the sky shaped like the number 3 sleep. There is also a highway which may also be equipped with electric pole. Rice fields lined boxes on the curb with rice shaped like the letter V in rows, as well as a small house along with the trees adorn the landscape drawing graffiti. Not infrequently there is a stream meandering river. The students had to necessarily follow the pattern of landscape images made by the mother teacher. And magic scenery image patterns such as these durable and always maintained its preservation to the present.
Such stereotypes are always sights firmly imbedded in the memories of Indonesia's children when asked about drawing scenery.
Landscape picture of two pieces of the mountain yes, no sun, roads, fields, houses, clouds, birds. Picture two mountain yes that is what is called a view.
In the methodology of learning, teachers often use the lecture method to deliver the material because it appears the notion that teaching is always synonymous with the provision of lectures, so the methods of learning outside the lecture method is considered as something strange and difficult.
Actually it's not completely wrong stereotype because there are few subjects that will indeed be effective if delivered by lectures, such as the lessons of history, Civics and so forth, but assume that all normal subjects submitted to their students with the lecture method is the duping of students that its own. Today, a teacher must have the courage to leave the stereotypes and the courage to use modern methods to suit the needs of their students, so that educational goals can be achieved with the maximum.

Minggu, 15 Januari 2012

culture of lampung

lampung is a province of most the south on the the island of sumatra , indonesia . on the north side of bordering bengkulu and south sumatra . the province of lampung supply with capital lampung , that is the joint away from one of the twin cities tanjungkarang and telukbetung having a region that is relatively broad , and storing the potential oceanic . its main port named a port long and port bakauheni as well as a port fisherman as market fish ( telukbetung ) , tarahan , and kalianda in the gulf of lampung . while in the gulf of watermelons is the city of the great ( district tanggamus ) , and at sea of java there are also a port fisherman as labuhan maringgai and ketapang . in addition , the city of menggala can also visited ships fisherman with going on the river way the bones of onions , now on the ocean indonesia there are a port krui . airfield primary policemen are \ ' radin inten ii \ ' , i e a new name of \ ' branti \ ' , 28 miles of the capital through the roads of a country toward kotabumi , and a field fly auri there are


 My Experience Meet With The Lampung 
when i have high school i have a friend derived from lampung , and then i acquainted with him . my language with him different because i wear indonesian language and he wore a language lampung . i first do not know about the language lampung that is in ifs but after increasingly i befriend and then in the dating scene with him . if he spoke wear language lampung the way i so that they could understand what did he have to say is by means him back interpret them with indonesian language so that i understand . and then as long as i in the dating scene with him speak wearing the indonesian language . but now and he 's just proficient speak wear language of java because accustomed and has long been living in central java .

Kebudayaan Lampung

Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus), dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.
Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari "Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara : 103o 40' - 105o 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6o 45' - 3o 45' Lintang Selatan.

Rumah Adat

Rumah tradisional adat Lampung memiliki kekhasan seperti: berbentuk panggung, atap terbuat dari anyaman ilalang, terbuat dari kayu dikarenakan untuk menghindari serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat lampung telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan lampung terletak di pertemuan lempeng asia dan australia rumah ini disebut rumah SESAT.

Seni dan budaya

Musik

Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik global). Adapun jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau, contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.

Tari

Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting (saat ini nama Tari Sembah sudah dibakukan menjadi Sigeh Penguten). Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.

Busana Adat

Daerah Lampung dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam benang emas yang indah. Kain ini dibuat oleh wanita. Pada penyelenggaraan upacara adat, seperti perkawinan, tapis yang dipenuhi sulaman benang emas dengan motif yang indah merupakan kelengkapan busana adat daerah Lampung.
Dalam keseharian laki-laki Lampung mengikat kepalanya dengan kikat. Bahannya dari kain batik. Bila dipakai dalam kerapatan adat dipadukan dengan baju teluk belanga dan kain. Lelaki muda Lampung lebih menyukai memakai kepiah/ketupung, yaitu tutup kepala berbentuk segi empat berwarna hitam terbuat dari kain tebal, apalagi kalau ingin bertemu dengan gadis. Untuk mengiring pengantin dikenakan kekat akkin, yaitu destar dengan bagian tepi dihias bunga-bunga dari benang emas dan bagian tengah berhiaskan siger, serta di salah satu sudutnya terdapat sulaman benang emas berupa bunga tanjung dan bunga cengkeh.
Sebagai penutup badan dikenakan kawai, yaitu baju berbentuk teluk belanga belah buluh atau jas. Baju ini terbuat dari bahan kain tetoron atau belacu dan lebih disukai yang berwarna terang. Tetapi sekarang banyak digunakan kawai kemija, yaitu bentuk kemeja seperti pakaian sekolah atau moderen. Pemakaian kawai kemija ini sudah biasa untuk menyertai kain dan peci, ketika menghadiri upacara adat sekalipun.
Bagian bawah mengenakan senjang, yaitu kain yang dibuat dari kain Samarinda. Bugis atau batik Jawa. Tetapi sekarang telah dikenal adanya celanou (celana) pendek dan panjang sebagai penganti kain.
Kaum wanita Lampung sehari-hari memakai kanduk/kakambut atau kudung sebagai penutup kepala yang dililitkan. Bahannya dari kain halus tipis atau sutera. Selain itu, kaum ibu kadangkadang menggunakannya sebagai kain pengendong anak kecil.
Lawai kurung digunakan sebagai penutup badan, memiliki bentuk seperti baju kurung. Baju ini terbuat dari bahan tipis atau sutra dan pada tepi muka serta lengan biasa dihiasi rajutan renda halus. Sebagai kain dikenakan senjang atau cawol. Untuk mempererat ikatan kain (senjang) dan celana di pinggang laki-laki digunakan bebet (ikat pinggang), sedangkan wanitanya menggunakan setagen. Perlengkapan lain yang dikenakan oleh laki-laki Lampung adalah selikap, yaitu kain selendang yang dipakai untuk penahan panas atau dingin yang dililitkan di leher. Pada waktu mandi di sungai, kain ini dipakai sebagai kain basahan. Selikap yang terbuat dari kain yang mahal dipakai saat menghadiri upacara adat dan untuk melakukan ibadah ke masjid.
Untuk menghadiri upacara adat, seperti perkawinan kaum wanita, baik yang gadis maupun yang sudah kawin, menyanggul rambutnya (belatung buwok). Cara menyanggul seperti ini memerlukan rambut tambahan untuk melilit rambut ash dengan bantuan rajutan benang hitam halus. Kemudian rajutan tadi ditusuk dengan bunga kawat yang dapat bergerak-gerak (kembang goyang).
Khusus bagi wanita yang baru menikah, pada saat menghadiri upacara perkawinan mengenakan kawai/kebayou (kebaya) beludru warna hitam dengan hiasan rekatan atau sulaman benang emas pada ujung-ujung kebaya dan bagian punggungnya. Dikenakan senjang/ cawol yang penuhi hiasan terbuat dari bahan tenun bertatah sulam benang emas, yang dikenal sebagai kain tapis atau kain Lampung. Sulaman benang emas ada yang dibuat berselang-seling, tetapi ada yang disulam hampir di seluruh kain.
Para ibu muda dan pengantin baru dalam menghadiri upacara adat mengenakan kain tapis bermotif dasar bergaris dari bahan katun bersulam benang emas dan kepingan kaca. Di bahunya tersampir tuguk jung sarat, yaitu selendang sutra bersulam benang emas dengan motif tumpal dan bunga tanjung. Selain itu, juga dapat dikenakan selekap balak, yaitu selendang sutra disulam dengan emas dengan motif pucuk rebung, di tengahnya bermotifkan siger yang di kelilingi bunga tanjung, bunga cengkeh dan hiasan berupa ayam jantan.
Untuk memperindah dirinya dipergunakan berbagai asesoris terbuat dari emas. Selambok/rattai galah, yaitu kalung leher (monte) berangkai kecil-kecil dilengkapi dengan leontin dari batu permata yang ikat dengan emas. Kelai pungew, yaitu gelang yang dipakai di lengan kanan atau kiri, biasanya memiliki bentuk seperti badan ular (kalai ulai). Pada jari tengah atau manis diberi cincin (alali) dari emas, perak atau suasa diberi mata dari permata. Dikenakan pula kalai kukut, yaitu gelang kaki yang biasanya berbentuk badan ular melingkar serta dapat dirangkaikan. Kalai kukut ini dipakai sebagai perlengkapan pakaian masyarakat yang hidup di desa, kecuali saat pergi ke ladang.
Pakaian mewah dipenuhi dengan warna kuning keemasan dapat dijumpai pada busana yang dikenakan pengantin daerah Lampung. Mulai dari kepala sampai ke kaki terlihat warna kuning emas.
Di kepala mempelai wanita bertengger siger, yaitu mahkota berbentuk seperti tanduk dari lempengan kuningan yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan lekukan di depan dan di belakang (siger tarub), yang setiap lekukannya diberi hiasan bunga cemara dari kuningan (beringin tumbuh). Puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu kembang hias berupa mahkota berjumlah satu sampai tiga buah. Mahkota kecil ini mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Pada umumnya terbuat dari bahan kuningan yang ditatah.
Badan mempelai dibungkus dengan sesapur, yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya dan di tepi bagian bawah berhias uang perak yang digantungkan berangkai (rambai ringgit). Sebagai kainnya dikenakan kain tapis dewo sanow (kain tapis dewasana) dipakai oleh wanita pada waktu upacara besar (begawi) dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain ini dibuat beralaskan benang emas, hingga tidak nampak kain dasarnya. Bila kain dasarnya masih nampak disebut jung sarat. Jenis tapis dewasana merupakan hasil tenunan sendiri, yang sekarang sangat jarang dibuat lagi.
Pinggang mempelai wanita dilingkari bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. Di bawah bulu serti dikenakan pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgitan Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
Pada bagian dada tergantung mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif, hanya bertatah dasar. Kemudian dinar, yaitu uang Arab dari emas diberi peniti digantungkan pada sesapur, tepatnya di bagian atas perut. Dikenakan pula buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadi untaian bunga dengan benang dijadikan kalung panjang. Biasanya kalung ini dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu. Di atasnya direkatkan bebe, yaitu sulaman kain halus yang berlubang-lubang. Sementara gelang kana, terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang memiliki bentuk sedikit berbeda, dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
Mempelai laki-laki mengenakan kopiyah mas sebagai mahkota. Bentuknya bulat ke atas dengan ujung beruji tajam. Bahannya dari kuningan bertahtakan hiasan karangan bunga. Badannya ditutup dengan sesapur warna putih berlengan panjang. Dipakai celanou (celana) panjang dengan warna sama dengan warna baju.
Pada pinggang dibalutkan tapis bersulam benang emas penuh diikat dengan pending. Bagian dada dilibatkan membentuk silang limar, yaitu selendang dari sutra disulam benang emas penuh. Lengan dihias dengan gelang burung dan gelang kana. Perlengkapan lain yang menghiasi badan sama seperti yang dikenakan oleh mempelai wanita. Kaki kedua mempelai dibungkus dengan selop beludru warna hitam.